Beli Saham Yang Produknya Dipakai Sehari-hari Apakah Masih Relevan?

Tahun 2021 adalah pertama kalinya saya masuk bursa saham dan mendaftar sekuritas, pada saat itu saya masih membawa Mindset yang sering dinasihatkan oleh senior-senior saya di bursa, nasihatnya "beli saham yang kita tau saja, kalau bisa beli yang produknya kamu pakai sehari-hari." Yang terlintas dalam pikiran saya waktu itu hanya internet (karena saya bekerja di bidang IT), kebetulan Provider yang saya gunakan Indihome maka saya langsung memutuskan untuk beli saham Telkom Indonesia (TLKM).

Pembelian saya pada awal-awal saya masuk bursa saham, sebagian saya sensor karena ada data pribadi saya.


Selain saya seorang pekerja yang menggunakan internet dalam kesehariannya, saya juga seorang perokok aktif, pada saat itu saya sehari-hari saya menghisap produk Marlboro dan Sampoerna Mild yang kebetulan keduanya itu diproduksi oleh H.M Sampoerna (HMSP).

Kemudian juga, setiap saya mandi, saya juga menggunakan sabun Lifebuoy, pasta gigi Pepsodent, dan sampo Clear yang ketiganya itu diproduksi oleh Unilever Indonesia (UNVR). Di sinilah mulai terjadi keresahan, memang saham TLKM itu masih baik-baik saja, tapi di sisi lain, saham HMSP dan UNVR itu terus mengalami penurunan, bahkan hingga saat artikel ini dibuat itu masih belum kembali menyentuh harga yang saya beli pada saat itu. Di mana harga HMSP itu 1300-an (sekarang 920) dan UNVR itu 6300-an (sekarang 3840).


Jujur, sampai saat ini dengan mempertahankan konsep beli saham berdasarkan produk yang kita pakai itu masih relevan atau tidak? Atau memang ada kondisi tertentu yang membuatnya tidak relevan atau malah sebaliknya? Tapi fakta yang saya dapatkan dari kedua harga saham tersebut merosot karena ada penurunan laba yang signifikan dari periode-periode sebelumnya. Tapi ada satu nasihat yang selalu saya pegang dari mentor saya itu belilah saham Blue Chip di harga yang wajar, periksa secara berkala kinerjanya juga, cepat atau lambat Fundamental akan berpengaruh ke harga jangka panjangnya. Dengan nasihat tersebut, saya lebih selektif lagi untuk memilih sebuah saham, "produk yang menarik untuk kita pribadi bukan berarti menjadi Benchmark terbaik untuk mekanisme pasar yang penuh kompleksitas."

Komentar