Kenapa Saya Masih Pilih Saham Bukan Crypto?


Di tengah gempuran era Cryptocurrency untuk saya yang Gen Z ini, saya memilih bursa saham sebagai pilihan untuk mengalokasikan sebagian duit tabungan saya, saya menyadari bahwa Cryptocurrency memiliki daya tariknya sendiri untuk banyak orang, terutama di era digital seperti sekarang ini. Meskipun banyak sekali teman saya yang sudah untung besar dari Market Cryptocurrency, tapi saya masih belum tertarik sampai saat ini.


Ada beberapa pertimbangan yang membuat saya memilih bursa saham.


Pertama, aset riil, saya merasa lebih nyaman dengan aset riil yang menjadi dasar valuasi dari sebuah perusahaan yang sudah melantai di bursa. Meskipun Cryptocurrency menawarkan potensi keuntungan yang lebih besar dari saham, aset digital ini membuat saya kesulitan untuk menghubungkan dengan sesuatu yang konkret di dunia nyata dan itu membuat saya pribadi merasa masih ragu.


Kedua, market yang liar tapi terkontrol, karena adanya sistem Auto Rejection, sistem Auto Rejection dalam bursa saham yang membantu mengendalikan pasar dengan cara tertentu. Meskipun pasar saham pun bisa sangat dinamis, sistem ini memberikan sedikit kepercayaan tambahan bahwa transaksi dilakukan secara adil dan dapat dipercaya. Auto Rejection adalah fitur yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara perdagangan saham yang mengalami kenaikan atau penurunan harga yang signifikan. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya spekulasi dan menjaga stabilitas pasar. Ada dua jenis Auto Rejection, yaitu Auto Rejection Atas (ARA) dan Auto Rejection Bawah (ARB). ARA adalah kondisi di mana harga saham naik hingga batas maksimum, batas maksimum ARA adalah +35%. ARB adalah kondisi di mana harga saham turun hingga batas minimum, batas minimum ARB adalah -15%. Itulah yang membuat saya merasa lebih aman di pasar saham.


Ketiga, Risk and Reward di pasar saham lebih mudah untuk dianalisis dan diproyeksikan. Kita memiliki akses ke berbagai informasi seperti laporan keuangan, laporan tahunan, dan dokumen lainnya yang dirilis langsung oleh pihak pertama (perusahaan), hal ini dapat membantu untuk membuat keputusan dengan lebih bijaksana, karena dapat menghindari spekulasi yang dibuat oleh pihak ketiga seperti portal berita yang sering membuat sentimen tertentu dengan opini liarnya. Selain itu, resikonya pun dapat diatur menjadi Medium-Risk (bahkan sampai Low-Risk) dengan membeli saham yang hampir mustahil untuk turun lebih dalam lagi karena saking murahnya (Undervalue) tapi memiliki aset bersih (ekuitas) yang berlimpah dan fundamentalnya bagus. Dengan membeli saham tersebut maka resiko yang ada itu terbilang rendah tapi keuntungan yang didapat bisa berkali-kali lipat, ini disebutnya saham multi bagger.


Keempat, saya merasa bahwa bursa saham lebih dekat dengan masyarakat awam, terutama dalam hal pemahaman dan pengetahuan umum, serta produk-produknya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari (seperti Indomie milik kode emiten ICBP atau Bank BCA dengan kode emiten BBCA).


Kelima, ketika kita libur, pasar saham juga libur, ini juga salah satu yang membuat saya tertarik karena kita bisa libur dengan tenang, karena pasar juga ikut libur. Pasar saham libur ketika tanggal merah, hari sabtu, dan hari minggu. Kita tidak harus melulu memantau harga saham ketika sedang liburan.


Meskipun begitu, saya pribadi masih memantau perkembangan Cryptocurrency, siapa tau di masa mendatang saya bisa mengalokasikan sebagian dana saya ke aset tersebut jika saya sudah tidak memiliki keraguan lagi. Setiap bentuk investasi memiliki risiko dan potensi keuntungannya sendiri-sendiri, jadi sangat penting untuk tetap update pengetahuan yang mendalam sebelum mengambil keputusan finansial kita sendiri.

Komentar