Setelah terjun ke pasar modal (saham), saya mendapatkan banyak hal baru, bukan hanya pengalaman saja, tapi juga pemahaman baru.
Ternyata mahal itu bukan hanya sekedar angka 100 lawan 50 dan murah juga bukan hanya sekedar angka 50 lawan 100. Di pasar modal saya diajari tentang valuasi atau nilai, jadi menimbang mahal atau murahnya berdasarkan valuasinya.
Angka
Bilamana kamu dihadapkan dengan studi kasus, ada seseorang yang ingin jual mobil-mobilnya, mobil A harga 100 juta dan mobil B harga 90 juta, pada awalnya saya menyimpulkan bahwa mobil B itu lebih murah, namun nyatanya? Saya dihadapkan lagi dengan hal baru.
Valuasi
Melanjutkan pembahasan sebelumnya, tapi ketika mobil A itu Toyota Fortuner dan mobil B itu Toyota Agya, tentu pilihan saya pun akan berubah, secara valuasi mobil A lebih murah meskipun angkanya lebih tinggi. Konteks di atas ini mungkin adalah contoh yang sangat naif, tapi di bursa saham banyak yang terkena ilusi angka ini, termasuk saya pada saat itu yang tanpa melihat valuasi sama sekali.
Prospek
Belum berhenti sampai di sini, tapi ketika saya ditawari beli untuk mobil B itu akan mendapatkan kartu member gratis isi bensin selama 5 tahun, tentu saja saya akan balik memilih mobil B, itulah prospek.
Aspek valuasi memang penting, tapi prospek juga tidak kalah pentingnya, karena prospek juga termasuk bagian dari sebuah nilai, tepatnya nilai di masa mendatang (future value) dan valuasi itu nilai saat ini (present value), dari yang saya pelajari justru kedua hal inilah yang sangat penting, lebih penting dari sebuah angka.
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar